Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara

Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin) Sahat M Panggabean saat menyampaikan refleksi akhir tahun di Jakarta, Rabu (18/12/2024) malam. ANTARA/Mario Sofia Nasution

“Kalau macam-macam kami sikat, biar comply (tunduk) sama aturan kita,” katanya.

Oleh karena itu, Barantin pun mendekati negara-negara mitra. Menurut Sahat, posisi Indonesia dalam hal penerapan karantina harus setara dengan negara lain.

“Kalau mau bisnis, ya, hormati aturan-aturan di Indonesia. Jangan kirim barang-barang yang tidak sehat,” ucapnya.

Lebih lanjut Sahat menuturkan karantina sebagai sistem pertahanan negara bisa masuk ke semua lini. Barantin pun didukung sumbr daya manusia lulusan berbagai perguruan tinggi terkemuka. 

“Saya di-back up SDM yang hebat. SDM kami sangat mumpuni,” kata Sahat.

Selain itu, Barantin juga terus memperbaiki sarana dan prasarananya. Barantin juga terus memperkuat sistem karantina. “Ini rohnya karantina,” tuturnya.

Namun, pegawai Barantin memang harus bekerja 24 jam. Tidak hanya itu, pegawai Barantin juga kerap menghadapi risiko yang membahayakan. 

“Kadang risikonya nyawa. Ada yang dikehar pakai golok, harus naik ke kapal cuma pakai tambang, bahkan ada yang ditendang sapi,” ceritanya.

Barantin bisa memaksa negara lain yang mau memasukkan pangan maupun hewan dan tumbuhan ke Indonesia menaati aturan yang berlaku di Tanah Air.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News