Setahun Setelah Taliban Berkuasa, Penerjemah yang Membantu Militer Australia Masih Menunggu Visa

Nasib mantan penjaga Kedubes Australia
Glenn Kolomeitz, mantan perwira dan pengacara Angkatan Darat Australia yang membantu warga Afghanistan untuk mendapatkan visa, menyebut sejumlah orang telah menjadi korban.
"Dalam 48 jam terakhir, salah satu mantan penjaga kedutaan kita diculik dan kami memperkirakan dia akan dibunuh," kata Kolomeitz kepada ABC.
"Kami memperkirakan jenazahnya akan dibuang di depan rumahnya dalam beberapa hari mendatang," katanya.
Kolomeitz mengatakan Taliban masih menargetkan orang-orang yang pernah membantu pasukan asing di Afghanistan.
Ia menyebut istri salah satu penerjemah baru-baru ini meninggal setelah hidup berpindah-pindah saat menghindari kejaran Taliban.
Kolomeitz menambahkan keluarga dari seorang penerjemah yang meninggal saat bertugas dengan pasukan Australia masih mendekam di kamp pengungsi Texas, 12 bulan setelah dievakuasi.
"Salah satu saudara mereka adalah seorang penerjemah untuk Angkatan Darat Australia yang dibunuh oleh seorang tentara Afghanistan, bersama tiga tentara Australia," kata Kolomeitz.
"Jika ada yang memerlukan perlindungan dari Australia, mereka adalah keluarga penerjemah ini," ucapnya.
Mantan penerjemah Afghanistan yang bekerja untuk militer Australia mengatakan anggota keluarga mereka masih terjebak dan menghadapi risiko, hampir setahun setelah Taliban menguasai kembali negara itu
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia