Setelah Banjir, Manado Terancam Angin Kencang dan Gelombang

jpnn.com - MANADO -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado mencanangkan bahwa cuaca untuk beberapa hari ke depan masih ada hujan ringan. Hal ini disebabkan suplai uap air mulai berkurang. Tetapi yang perlu diwaspadai adalah angin dan gelombang yang menerpa kawasan Sulut.

Kepala seksi (Kasie) Data dan Informasi Stasiun Geofisika Manado Riyadi mengatakan, hujan untuk wilayah Sulut sudah mulai ringan, dan berbeda dengan Selasa dan Rabu pekan lalu. “Yang menyebabkan hujan mulai ringan diakibatkan suplai air mulai berkurang,â€Â Tutur Riyadi.

Dia juga menambahkan, kondisi tersebut diakibatkan adanya daerah pusat tekanan rendah (1004 HPA) di bagian timur Filipina, (994 HPA) di bagian utara Australia, dan (100 HPA) di tenggara Papua. Kondisi juga menyebabkan pergerakan angin di atas wilayah Sulut pada ketinggian 1.000 hingga 3.000 kaki bertiup dari arah barat hingga barat laut dengan kecepatan 15-35 km/jam.

"Cuaca di wilayah Sulut pada umumnya berawan pada pagi hari dengan potensi hujan berintensitas ringan disertai angin kencang pada siang, sore, dan malam hari," tambah pria ramah ini.

Sementara untuk gelombang yang terjadi di perairan Sulut untuk hari ini wilayah perairan laut Sulawesi berkisar 2 hingga 5 meter,  perairan Sangihe 2 hingga 4 meter, perairan utara Sulut 1,2 sampai 3 meter, dan perairan selatan Sulut 1,2 sampai 2 meter. "Yang perlu diwaspadai adalah kapal-kapal yang berlayar menuju Sangihe dan Talaud. Kami mengimbau untuk kapal-kapal yang berlayar di perairan Sulut untuk berhati-hati dengan gelombang yang mencapai lima meter," katanya.

Kepala Kantor Kesyahbandar dan Otoritas Pelabuhan Manado Melky Lamangsiang melalui Kepala Bagian Sub Tata Usaha Noh Rumondor SH mengatakan, sekira 20 kapal ditunda keberangkatanya. "Hampir seminggu tidak diberangkatkan karena cuaca ekstrim yang terjadi di perairan Sulawesi,"tuturnya. (ctr-10/irz)