Setelah Bhumibol Berulang Tahun
Minggu, 12 Desember 2010 – 17:24 WIB
BANGKOK - Sehari setelah merayakan ulang tahun ke-83 pada Senin lalu (5/12), Bhumibol Adulyadej harus kembali ke Rumah Sakit Siriraj yang dihuninya sejak September tahun lalu. Tak pelak, kondisi itu langsung menyadarkan Thailand bahwa mereka menghadapi sebuah pekerjaan rumah mahaberat: bagaimana menempatkan monarki secara pas dalam sistem ketatanegaraan mereka kalau sang raja yang sangat populer dan dicintai rakyat tersebut mangkat?
Memang, sebagaimana negeri monarki konstitusional lain pada era modern, Thailand mendudukkan raja dalam tataran simbolis. Sebagai kepala negara yang tak menangani urusan kenegaraan sehari-hari. Ada perdana menteri, si kepala pemerintahan, yang melaksanakan tugas itu.
Baca Juga:
Tapi, ada yang membedakan Bhumibol dari para raja lain. Yakni, aura. Di Thailand, kepala negara yang terlama memerintah itu diimani sebagai "problem-solver".
Misalnya, yang terjadi pada 1973 dan 1992 saat Thailand diguncang huru-hara politik yang nyaris berujung pada pertumpahan darah. Hanya dengan beberapa baris kalimat dari ayah empat anak tersebut, tensi langsung mereda.
BANGKOK - Sehari setelah merayakan ulang tahun ke-83 pada Senin lalu (5/12), Bhumibol Adulyadej harus kembali ke Rumah Sakit Siriraj yang dihuninya
BERITA TERKAIT
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan