Setelah Dijewer Edy Rahmayadi, Coki Aritonang Berhenti jadi Pelatih Biliar
Saat diwawancarai JPNN.com beberapa waktu lalu, pria kelahiran 31 Desember 1974 itu mengaku banyak suka duka yang dialaminya selama menjadi pelatih.
Dia juga mengatakan perhatian Pemprov Sumut sangat minim terhadap cabor biliar.
Dia mengatakan sejumlah peralatan yang digunakan para atlet untuk berlatih sangat jauh dari kata layak.
Misalnya, kata Coki, meja biliar yang dipakai sudah tidak pernah diganti sejak tahun 2017.
Tidak hanya itu, stik biliar yang digunakan pemain juga standarnya lebih rendah dibandingkan pemain lainnya.
Bahkan, laken biliar hanya diganti dalam rentang waktu enam bulan sekali.
"Itu pun kami tak mengeluh, namanya kami juga tahu Sumut bagaimana, tetapi ini bentuk kecintaan dengan Sumut," ujar Coki kepada JPNN.com, Rabu (29/12).
Selama menjadi pelatih biliar, Coki mengaku digaji sebesar Rp 4,5 juta per bulannya. Tiga bulan jelang PON Papua, gajinya dinaikkan menjadi Rp 6 juta. (mcr22/jpnn)
Coki Aritonang memutuskan untuk berhenti menjadi pelatih biliar setelah dijewer Gubernur Sumut Edy Rahmayadi.
Redaktur : Soetomo
Reporter : Finta Rahyuni
- Soal Peluang Edy-Hasan, Hasto Singgung Pemimpin yang Digembleng Bukan Jalur Jalan Pintas
- Soal Peluang Edy-Hasan di Pilkada Sumut, Sekjen PDIP Bilang Begini
- Hasto PDIP: Edy Rahmayadi Pemimpin yang Berjuang dari Bawah, Bukan Karbitan
- KIC Rilis Temuan Survei di 6 Provinsi, Hasilnya Mengejutkan
- Survei IDM Pilkada Sumut: Elektabilitas Edy Rahmayadi Tertinggi, Jauh Dibanding Bobby
- Bu Mega Umumkan 13 Kandidat untuk Pilgub 2024, Siapa Saja?