Setelah Dikagumi karena Berkembang Meroket
Oleh Dahlan Iskan
Yang juga fenomenal adalah: pertambahan armada pesawatnya. Begitu fantastisnya: membeli pesawat seperti membeli sepeda motor.
Tahun 2011 membeli 275 Boeing 737. Hanya dalam satu kontrak. Sampai disaksikan Presiden Amerika Barack Obama.
Membeli Airbus 320 pun dalam jumlah ratusan. Demikian juga saat membeli pesawat berbaling-baling ATR 70.
Jumlahnya serba-fantastis. Lion-lah pembeli terbesar kedua Boeing. Perusahaan Indonesia ini.
Seperti tidak memikirkan uang. Padahal pendapatannya rupiah. Harus bayar dalam dolar. Saya sulit membayangkan betapa besar kenaikan pembayaran Lion: saat rupiah terus melemah begini.
Dari segi pengembangan bisnis selalu saja mengagumkan. Padahal, saat Lion memulai, Anda mungkin sudah lupa: hanya menggunakan lima pesawat sewaan dari Rusia: Yakovlev Yak 42D.
Saya belum sempat merasakan naik pesawat jenis itu. Lion sudah langsung tancap gas: masuk era Boeing 737.
Bagaimana di sisi pengembangan manajemennya? Bisakah mengimbanginya? Pengembangan manajemen sepenuhnya ‘masalah pengembangan manusia’.