Setelah Ganjil-Genap, Jokowi Fokus ERP
Kamis, 13 Desember 2012 – 05:03 WIB
Munculnya mobil keluaran baru dengan harga murah sekitar 100-150 juta rupiah cenderung tidak menghambat daya beli masyarakat di Jabodetabek. Kemampuan ekonomi warga DKI Jakarta sangat tinggi, terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang mencapai 6, 7 persen.
Sementara Anggota DPRD DKI Jakarta Ahmad Husin Alaydrus menilai bahwa kebijakan itu bertolak belakang dengan konsep dan visi misi Jokowi-Ahok saat kampanye Pilkada DKI 2012. Saat itu, Jokowi akan melaksanakan pembatasan kendaraan bila angkutan umum sudah terfasilitasi dengan baik. Sedangkan kondisi sekarang ini, perbaikan angkutan umum massal mulai dari busway, Monorel dan MRT masih jalan ditempat.
Seperti halnya rencana penambahan bus Transjakarta, terealisasinya tidak bisa dalam waktu cepat. Sebab harus melalui proses tender. “Kalau kebijakan ganjil genap dilakukan bulan Maret, itu menandakan Jokowi berpihak kepada angkutan pribadi. Sebab diperkirakan realisasi penambahan bus Transjakarta baru tercapai di pertengahan tahun ke atas,” tutur Ahmad.
Berdasarkan data Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya, jumlah penjualan mobil di Jakarta mengalami peningkatan 11 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Di kuartal I tahun 2011, mobil yang terjual di Jakarta mencapai 225.739 unit. Sedangkan di 2012, pada kuartal pertama sudah mencapai 249.589 unit.
RENCANA penerapan kebijakan pembatasan kendaraan bermotor melalui plat nomor ganjil genap mengundang kontroversi. Banyak kalangan masyarakat beranggapan,
BERITA TERKAIT
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS