Setelah Kalah Telak, Janji Bikin Ending yang Indah
Catatan AZRUL ANANDA
Senin, 26 Oktober 2009 – 04:46 WIB
BERSAMA PENDUKUNG: Tim DBL Indonesia All-Star 2009 berfoto bersama supporter Indonesia di Perry Lakes Stadium, Perth, Sabtu malam lalu (24/10). HENDRA EKA/JAWA POS
Tim DetEksi Basketball League (DBL) Indonesia All-Star 2009 punya satu keinginan untuk mengakhiri tur di Perth: Membawa cerita yang manis untuk dibawa pulang. Mereka berhasil dengan gemilang.
Di dinding ruang ganti DetEksi Basketball League (DBL) Arena di Surabaya, ada tulisan penyemangat. Bunyinya: Every man suffers pain. Either the pain of hard work, or the pain of regret.Artinya, setiap orang merasakan sakit. Apakah itu sakit karena kerja keras atau sakit karena penyesalan.Saya percaya, semua sukses harus diraih lewat sebuah proses. Di dalam proses itu, ada pula yang namanya growing pain. Masa-masa "sakit" sebelum akhirnya merasakan kepuasan atau kesenangan luar biasa.
Dan, untuk sukses yang sesungguhnya, masa sakit itu hukumnya wajib untuk dijalani. Di dunia ini tidak ada yang gampang dan yang sulit tidak bisa begitu saja dihindari. Tim DetEksi Basketball League (DBL) Indonesia All-Star 2009 kembali membuktikan pentingnya proses itu. Tim ini dibangun lewat proses panjang. Dimulai dengan kompetisi Honda DBL 2009 di 15 provinsi di Indonesia, yang berjalan sejak 15 Januari di Papua hingga 15 Agustus lalu di Jawa Timur.
Tim DetEksi Basketball League (DBL) Indonesia All-Star 2009 punya satu keinginan untuk mengakhiri tur di Perth: Membawa cerita yang manis untuk dibawa
BERITA TERKAIT
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah