Setelah Kalah Telak, Janji Bikin Ending yang Indah

Catatan AZRUL ANANDA

Setelah Kalah Telak, Janji Bikin Ending yang Indah
BERSAMA PENDUKUNG: Tim DBL Indonesia All-Star 2009 berfoto bersama supporter Indonesia di Perry Lakes Stadium, Perth, Sabtu malam lalu (24/10). HENDRA EKA/JAWA POS
Bedanya, tahun lalu tim tidak punya kesempatan membalas. Tahun ini, tim masih punya kesempatan lagi di Perth. Hanya, sebelum meraih sukses itu, tim harus terpuruk lagi ke satu jurang. Tahap kedua (dan terakhir) dari proses growing pain.Bermodal penampilan baik (meski tidak menang) di Surabaya, tim DBL Indonesia All-Star 2009 penuh semangat terbang ke Perth (via Bali) pada 19 Oktober lalu. Pada laga pemanasan pertama, melawan tim junior sekolah Woodvale, tim juga menang sangat mudah.

 

Pada laga pemanasan serius di Bunbury, melawan anak-anak pilihan di South West Academy of Sports, barulah tim Indonesia seperti kena setrum hebat. Halusnya, kena "siraman yang membangunkan". Kasarnya, kena "tempeleng". Tim putra dan putri sama-sama kalah telak. Masalahnya, kalah telak bukan karena murni kalah "kelas". Dalam semangat dan upaya, tim juga tampak sangat kendur. "Sebanyak 40 persen poin lawan karena kesalahan kita sendiri," kata Njoo Soen Eng, pelatih tim putri dari SMA Frateran Surabaya.

 

Ketika nonton pertandingan itu, saya sendiri sangat kecewa. Tapi, dalam hati saya bersyukur. Sebab, anak-anak sendiri sadar telah tampil mengecewakan. Bisa dilihat dari gerak tubuh dan perilaku setelah pertandingan itu. Biasanya ceria, kali ini muram. Kalau benar mereka sadar sendiri, itu pertanda baik. Kalau benar mereka sadar sendiri, saya yakin, mereka akan bangkit dan membuat semua bangga.

 

  ***

Tim DetEksi Basketball League (DBL) Indonesia All-Star 2009 punya satu keinginan untuk mengakhiri tur di Perth: Membawa cerita yang manis untuk dibawa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News