Setelah Kematian Mahasiswi Kedokteran Undip, Dekan FK: Perlu Aturan yang Lebih Rumit
Selama praktik, mahasiswa PPDS Undip tidak hanya di IGD, melainkan juga di kamar operasi, di ICU untuk penanganan pasien-pasien yang henti nafas, dan bangsal-bangsal anak juga banyak.
"Jadi, memang beban kerjanya lebih banyak. Memang perlu pengaturan yang lebih rumit tetapi harus dilakukan," katanya.
Menurutnya, terjadinya perundungan tidak hanya di dalam rumah sakit atau kampus. Melainkan bisa terjadi di luar aktivitas pendidikan.
"Tetapi perundungan bisa terjadi di luar aktivitas pendidikan rumah sakit. Jadi, sulit ditentukan. Meskipun kehidupan beliau banyak di rumah sakit," katanya.
Sementara itu, pihak Undip menegaskan komitmen dan kesungguhannya dalam memerangi praktik perundungan yang dilakukan selama proses pendidikan.
Tim Hukum Undip Yunanto mengatakan universitas sudah membentuk satuan tugas penanganan dan pencegahan kekerasan seksual dan tim antiperundungan.
"Selain membentuk tim khusus pihak universitas juga membuka kanal pelaporan bernama (Gazebu) Gerakan Zero Bullying," katanya.(mcr5/jpnn)
Dekan FK Undip mengatakan perlu aturan yang lebih rumit untuk memperbaiki perkuliahan setelah heboh kematian seorang mahasiswi kedokteran.
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Wisnu Indra Kusuma
- Soal Dugaan Bullying di Binus School Simprug, Sahroni: Seharusnya Cari Solusi Bersama Dulu
- Korban Bullying Buka Suara di DPR, Sebut Pelaku Anak Ketua Partai
- Formasi CPNS 2024 Tanpa Pelamar Bukan Hanya Dokter Spesialis
- Siswa Pendidikan Dokter Spesialis Dianggap 'Rentan' Dengan Ancaman Perundungan dan Senioritas
- Peserta PPDS Undip Dipanggil Polisi soal Perundungan Dokter Aulia
- Dipolisikan soal Perundungan PPDS Undip, Ini Reaksi Menkes Budi