Setelah Kontroversi Dan Protes 6 Tahun, Masjid Australia Ini Dibangun
Aktivis sayap kanan itu, termasuk Blair Cottrell dari Front Patrior Bersatu (UPF), kemudian dihukum karena melakukan penghinaan serius terhadap Muslim dalam protes tersebut.
Ketidaksetujuan juga berlangsung di Bendigo, ketika protes gaduh pada Agustus 2015 menutup pusat kota saat para aktivis sayap kanan dan anti-rasis memprotes satu sama lain.
Sejumlah besar petugas polisi diperlukan untuk memisahkan kelompok-kelompok besar itu ketika beberapa bentrokan kecil terjadi.
Dua bulan kemudian, kerumunan demonstran kembali hadir ketika kelompok-kelompok anti-rasisme unjuk rasa ke Taman Rosalind sementara 400 polisi menyaksikan ketika ratusan anggota UPF menempati sebuah rotunda di taman yang sama.
Kehadiran aktivis sayap kanan di Bendigo memicu gerakan balasan dari para tokoh masyarakat kota, termasuk pengusaha furnitur Margot Spalding.
Photo: Salah satu fitur arsitektur dari bangunan ini adalah minaret. (Supplied: GKA Architects)
Balai warga dengan ruang ibadah
Sebuah masjid kecil di pedalaman Australia dibangun pada 1800-an dan pendiri Bendigo semuanya berperan dalam desain masjid Bendigo.
Bangunan ini akan menampung hingga 375 orang dan akan terdiri dari masjid yang memakan sebesar 20-30 persen bangunan.
Sisa bangunan akan terdiri dari aula olahraga, ruang komunitas, perpustakaan, dan kafe.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata