Setelah Lebaran, Pemerintah Perketat Premium dan Solar
Senada dengan pemerintah, Direktur Niaga dan Pemasaran PT Pertamina Hanung Budya mengungkapkan, kebijakan ini harus dilakukan. Pasalnya, kuota yang disepakati pada APBNP 2014 hanya mencapai 46 juta kilo liter (kl). Angka tersebut lebih rendah dua juta kl dibanding realisasi tahun lalu sebesar 48 juta kl.
"Kalau penghematan tidak dilakukan dari sekarang, pasokan BBM bisa-bisa habis sebelum akhir tahun. Proyeksi kami degan konsumsi saat ini Solar akan habis 10 November. Sedangkan, premium akan habis pada 19 Desember. Karena itu, harus kami potong penyaluran per harinya supaya masih ada sampai 31 Desember," jelasnya.
Karena itu, dia mengaku harus memotong penyaluran harian dari BBM bersubsidi terutama jenis solar dan premium. Untuk solar pihaknya mengaku memutuskan mengurangi 20 persen dari total alokasi harian. Rata-rata penyaluran solar sendiri mencapai 43.057 kl. Sedangkan, alokasi premium bakal dipotong sekitar 9-10persen dari penyaluran harian sebesar 80.155 kl.
"Kami mempunyai beberapa cara. Selain penggantian nozzle premium di jalan tol, kami juga akan melarang penjualan solar sejak 6-8 malam di daerah rawan. Karena pencurian sering terjadi pada malam hari. Dan tentunya, kami terus mendorong konsumsi BBM non subsidi," ungkapnya. (bil)
JAKARTA - Kesenangan lebaran tampaknya tak bakal bertahan lama. Pasalnya, setelah lebaran, pemerintah berencana untuk memotong alokasi BBM bersubsidi.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Segini Jumlah Nilai Investor di IKN, Angkanya Mencapai Triliun
- Jelang Nataru, Menteri ESDM dan Dirut Pertamina Tinjau Terminal BBM & LPG di Banten
- Aktif Berbagi di Medsos, Alvino Oldan jadi Global Ambassador Brand Ternama
- Bangun Ekosistem Digital UMKM di Indonesia, Hibank & Mitra Strategis Jalin MoU
- Prabowo Bakal Berkantor dan Kerja di IKN pada 2028
- Startup Perupadata Ingin Terus Tingkatkan Literasi Informasi Masyarakat