Setelah Masjid Disegel, Ahmadiyah Janji Berbaur
Rabu, 14 September 2011 – 03:50 WIB
PANDEGLANG - Setelah penyegelan masjid Baitut Tahrir oleh Satpol PP Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, kehidupan di Kampung Kadu Kandel, Desa Cisereh, Kecamatan Cisata, Kabupaten Pandeglang, tidak terusik. Warga dan jamaaah Ahmadiyah menjalankan aktivitas seperti biasa.
Pantauan Radar Banten (JPNN Grup) di Kampung Kadu Kandel, Selasa (13/9) siang, beberapa warga Ahmadiyah yang mayoritas berprofesi sebagai pedagang mulai berdagang lagi. “Kami harus tetap beraktivitas, jangan sampai mata pencaharian kami sebagai pedagang warung terganggu gara-gara masjid kami (Masjid Baitut Tahrir-red) disegel,” kata salah satu jamaah Ahmadiyah, Ocim Solihin, di kediamannya, Selasa (13/9).
Baca Juga:
Menurut Ocim, bersama warga Ahmadiyah lain akan berbaur dengan masyarakat seperti hari-hari sebelumnya. “Meski keyakinan kita agak sedikit berbeda, tapi kita harus tetap bermasyarakat karena berada dalam satu lingkungan masyarakat Kampung Kadu Kandel,” tuturnya.
Hal yang sama diakui oleh masyarakat Kampung Kadu Kandel. “Sebenarnya kabar penyerangan hanya isu belaka dan buktinya kita tetap baik-baik saja sama penganut Ahmadiyah. Lagian kita juga masyarakat yang cinta damai,” kata salah satu tokoh masyarakat Kampung Kadu Kandel yang juga pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Desa Cisereh, Edi Suhaedi, yang ditemui di Kantor Desa Cisereh.
PANDEGLANG - Setelah penyegelan masjid Baitut Tahrir oleh Satpol PP Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, kehidupan di Kampung Kadu Kandel, Desa
BERITA TERKAIT
- 3 Paslon Adu Gagasan di Debat Ketiga Pilgub Sumsel
- Ini Langkah Penting dalam Karier Honorer, Jangan Main-main
- Polres OKU Timur Musnahkan 35,74 Kilogram Ganja Kering
- Susun Renstra 2025-2029, Diskominfo Tangsel Libatkan Publik
- Kecelakaan Truk Aki Rem Blong di Turunan Silayur Semarang, Dua Orang Meninggal Dunia
- Diduga Rem Blong, Truk Tronton Menghantam Warung dan Sepeda Motor, Sadis