Setelah Poco-Poco, Kini Sebut Yoyo
Jubir SBY Akui Memang Ada Politik Yoyo
Rabu, 28 Januari 2009 – 01:13 WIB
Megawati Soekarnopotri pada pembukaan Rakernas PDIP di Solo, Jawa Tengah, Selasa (27/1). Foto: Ichwan Priyantoro/Radar Solo/JPNN
SOLO – Megawati Soekarnoputri selalu punya julukan pedas untuk mengkritik kinerja Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sewaktu menyampaikan pidato politik sekaligus membuka Rakernas IV PDIP di Solo Selasa (27/1), Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu menyatakan, pemerintah gagal mengendalikan harga sembako dan menjadikan rakyat seperti permainan yoyo. Bukan kali ini saja Megawati mengkritik langsung pemerintahan SBY. Dalam Rakernas I PDIP di Bali, 7–10 Januari 2007, dia meminta SBY tebar kinerja, bukan tebar pesona. Sewaktu Rakernas II PDIP di Jakarta, pertengahan 2007, Mega menuding SBY hanya berjanji setinggi langit, tapi pencapaian hanya sampai di kaki bukit. Malah dalam roadshow-nya ke Sumatera pada 31 Januari 2008, Mega menyebut SBY seperti sedang menari poco-poco, maju selangkah, mundur dua langkah.
Dalam pidato 50 menit itu Megawati mengatakan, strategi penurunan harga BBM yang tidak dilakukan secara total hanya bertujuan untuk mendapat simpati publik, bukan menyelesaikan persoalan utama.
Baca Juga:
Misalnya, meningkatkan daya beli masyarakat. ”Pemerintah telah menjadikan rakyat seperti permainan anak-anak yang namanya yoyo. Naik turun, naik turun. Terlempar ke sana-kemari, kelihatannya indah. Tetapi, sebenarnya rakyat tak menentu hidupnya,” kata Mega, yang langsung disambut tepuk tangah riuh ribuan pendukungnya.
Baca Juga:
SOLO – Megawati Soekarnoputri selalu punya julukan pedas untuk mengkritik kinerja Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sewaktu menyampaikan
BERITA TERKAIT
- Kado Terakhir, Status 230 Honorer Berubah menjadi Lulus
- Pejabat Penting Ini Lebih Suka Menyebut ASN, Bukan PPPK
- Satpol PP Tertibkan Badut dan Gelandangan di Kota Solok
- Ini Alasan Jasa Marga Tak Bisa Perbaiki Jalan Rusak Akses GT Karawang Timur, Oh
- Kejagung Diminta Hati-Hati Gunakan Sprindik di Kasus Ditjen Migas
- Civil Society for Police Watch Beberkan Sejumlah Alasan Dorong Reformasi Polri