Setelah Sukses Permalukan Hizbullah, Israel Kembali Gempur Lebanon Selatan
Setelah serangan tersebut, Wali Kota Metula mengatakan bahwa roket yang diluncurkan dari Lebanon selatan mengakibatkan beberapa kebakaran dan menyebabkan kerusakan signifikan pada rumah-rumah.
Dalam pernyataan lain, kelompok Lebanon itu mengatakan bahwa mereka juga menyerang markas komando Batalyon Shomera di bagian utara Israel dengan salvo roket Katyusha.
Sedangkan tentara Israel mengatakan pihaknya menyerang 30 peluncur Hezbollah yang siap meluncurkan 150 roket ke arah Israel.
Ketegangan antara Israel dan Hizbullah telah meningkat dalam beberapa hari terakhir mengikuti gelombang ledakan pada Rabu (18/9) yang menyasar perangkat wireless “ICOM” di seluruh Lebanon yang mengakibatkan 25 kematian dan 450 luka-luka.
Ledakan tersebut terjadi setelah ledakan serupa pada Selasa (17/9) yang mengenai perangkat penyeranta yang mengakibatkan 12 kematian, termasuk dua anak, serta melukai 2.800 orang lainnya dan 300 dalam kondisi kritis.
Pemerintah Lebanon dan Hizbullah menyalahkan Israel atas ledakan penyeranta dan mengancam dengan konsekuensi berat.
Belum ada komentar dari Israel tentang ledakan yang terjadi di tengah eskalasi perang lintas batas antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya perang mematikan Israel di Jalur Gaza yang telah menewaskan hampir 41.300 korban dengan sebagian besar wanita dan anak-anak, setelah serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober lalu. (ant/dil/jpnn)
Pemerintah Lebanon dan Hizbullah menyalahkan Israel atas ledakan pager dan mengancam akan membalas dendam
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Aksi Solidaritas Palestina, Mahasiswa Serukan Boikot Produk Terafiliasi Israel
- Seorang Ibu Tolak Belikan Anak Snack Terafiliasi Israel Viral, Dapat Respons Positif
- Donald Trump Menang, Israel Bakal Makin Brutal di Timur Tengah
- Jazuli Juwaini Mendukung Penuh Gerakan Global Mengeluarkan Israel dari Keanggotaan PBB
- Pemimpin Iran: Serangan Israel Tak Bisa Dianggap Remeh