Setelah Xiaomi Tidak Kepaha
Oleh Dahlan Iskan
Maka diputuskanlah: go public di dua pasar modal sekaligus. Dual listing. Di Hong Kong dan Shanghai. Harapannya: investor asing tidak perlu takut beli saham lewat pasar modal Shanghai.
Tapi ada mendadak sontaknya. Dua hari lalu Xiaomi membatalkan putusannya itu. Tidak jadi masuk pasar modal Shanghai.
Cukup di Hongkong saja. Pasar modal pun geger. Tiongkok merasa sangat terpukul. Rayuannya lewat CDR gagal.
Ternyata Tiongkok belum siap mental. Terutama untuk berubah ‘iman’. Untuk benar-benar meliberalkan pasar modalnya.
Pertanda-pertandanya: pengurus pasar modal Shanghai memanggil Xiaomi. Rencananya, sesuai undangan, Selasa kemarin.
Akan ada 84 pertanyaan yang harus dijawab Xiaomi. Yang paling pokok: mengapa Xiaomi menyebut dirinya perusahaan teknologi, padahal 90 persen penghasilannya dari jualan hardware handphone.
Pertanyaan ini bisa dianggap kekanak-kanakan. Menunjukkan ketidaksiapan pasar modal Shanghai. Terutama dalam memasuki dunia pasar modal yang bebas iman.
Di Hongkong tidak akan ada pertanyaan jenis itu. Semua diserahkan ke penilaian pasar. Salah pembeli sendiri kalau tidak mampu menganalisa.