Setengah Jam Ikuti Persidangan, Petinggi Khmer Keluar
Selasa, 28 Juni 2011 – 15:20 WIB
"Pengadilan ini sangat penting untuk menemukan keadilan bagi mereka yang tewas dan bagi mereka yang masih bertahan hingga saat ini," ujar Khem Nareth, 56, yang kehilagan ibu dan saudara laki-lakinya, ketika rezim komunis Khmer Merah berkuasa, seperti dilansir AFP.
Di akhir persidangan hari pertama kemarin, pihak korban menyatakan puas. "Kami senang dengan proses persidangan hari ini. Kami sangat senang," ungkap Chum Mey, 80, salah satu mantan tawanan yang selamat dari penjara paling menyeramkan di rezim Khmer Merah.
Pemantau persidangan Anne Heindel, seorang penasihat hukum untuk Pusat Dokumentasi Kamboja menyatakan, hari pertama kemarin menggambarkan potret besar bagaimana kelanjutan proses hukum tersebut ke depannya. Menurutnya isu kesehatan akan menjadi pusat perhatian utama.
Topik utama yang diperdebatkan dalam sidang kemarin terkait dengan apakah vonis mati terhadap Ieng Sary pada 1979. Dia pernah dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Rakyat ketika rezim Khmer Merah diusir pasukan Vietnam dari ibukota Kamboja Phnom Penh. Vonis dijatuhkan secara in absentia atau tanpa kehadiran terdakwa.
PHNOM PENH - Sidang kasus pelanggaran HAM dengan terdakwa sejumlah mantan petinggi Khmer Merah kembali dihelat di Kamboja kemarin (27/6). Empat terdakwa
BERITA TERKAIT
- Puluhan Anggota Legislatif Inggris Desak Pemerintah Sanksi Israel
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif