Setengah Suni Setengah Syiah
Oleh Dahlan Iskan
Saat berbuka tiba. Sambil minum yoghurt dan air putih. Beliau tambah kurma.
Seorang jemaah menghamparkan sajadah di tempat imam. Lalu menggelar secarik kain hijau. Panjang. Yang lebarnya hanya sekilan. Sepanjang deretan makmum.
Nah ini dia. Syiahnya tampil nyata: di atas sajadah itu dan di atas secarik kain hijau itu ditaruh benda bulat-pipih. Sebesar tutup gelas. Warna tanah.
Tiap orang akan menempelkan dahinya di atas si bulat-pipih itu. Saat sujud nanti.
Itulah: Turbah. Terbuat dari tanah. Dari padang Karbala.
Turbah artinya lumpur. Tanah. Lempung. Simbolisasi merendahkah hati serendah-rendahnya: saat bersujud.
Menempatkan bagian termahal dari tubuh kita –wajah– di atas lumpur. Tidak ada istilah menyelamatkan muka di depan Sang Pencipta.(***)
Akhirnya saya sadar. Bahwa saya telah berada di dalam masjid Syiah. Bayangan saya pun flashback: ingat saat saya ke kota suci Qum di Iran, enam tahun lalu.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi