Setiap Murid Harus Lancar Baca Notasi Jawa

Setiap Murid Harus Lancar Baca Notasi Jawa
FOTO : Raka Deny/IndoPos
Dia mengajari anak didiknya mengucapkan not balok dalam tembang Jawa. Tidak dengan do re mi fa so la si do, melainkan menggunakan notasi Jawa: ji (1), ro (2), lu (3), pat (4), mo (5), nem (6), tu (7). "Saya juga mengajari mereka menembang Jawa. Saya sekarang punya beberapa sinden yang hebat. Keluwesannya tak kalah dengan sinden sini," tuturnya bangga.

Setelah memberikan pelajaran tentang tata cara pengucapan nada, pelajaran selanjutnya adalah pengenalan jenis dan cara memainkan setiap alat gamelan. "Pinginnya mereka bisa menguasai semua, jadi belajarnya tidak sia-sia," jelasnya.

Di antara alat-alat karawitan itu, rebab dan gender yang dirasakan paling sulit dikuasai murid-murid Joko. "Proses belajarnya tidak bisa dihitung bulan. Bahkan, ada yang sepuluh tahun baru bisa memainkan gender dengan lancar," tegas Joko.

Joko merasa proses belajar karawitan tidak cukup hanya bersentuhan langsung dengan alat musik. Para siswa juga bisa mengasah kepekaan musikalnya dengan mendengarkan rekaman gamelan via CD. Dia pun kemudian membuat album karawitan khusus yang bisa dipakai untuk belajar para muridnya. Bekerja sama dengan National Music Museum di University of South Dakota, Sumunar melahirkan dua album karawitan.

Album pertama diluncurkan pada 2001 dengan judul Sumarah yang berisi enam tembang. Kemudian, pada 2008 Sumunar kembali meluncurkan album kedua bertajuk Sayuk. "Di dalamnya ada musik kompilasi gamelan yang saya aransemen sendiri," katanya.

Di Amerika Serikat ada kelompok karawitan yang beranggota warga setempat. Namanya Sumunar Indonesian Music and Dance. Pendirinya warga Indonesia,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News