Setiawan Djody Kembali Bermusik setelah Sukses Jalani Ganti Hati

Lebih Baik Mati Sambil Teriak daripada Mati Menua

Setiawan Djody Kembali Bermusik setelah Sukses Jalani Ganti Hati
Setiawan Djody bersama Iwan Fals dan Sawung Jabo pada saat Kantata Barock tampil di Gelora Bung Karno, Jakarta, Jum'at (30/12). Foto : Arundono/JPNN

Ketika turun dari panggung, memilih menyamarkan diri. Dengan memakai jaket, topi, dan kacamata hitam, dia memisahkan diri dari Iwan Fals dan Sawung Jabo. "Bukannya sombong, tapi ini juga saran Mas Dahlan (Menteri BUMN Dahlan Iskan, Red) yang juga pernah operasi ganti hati, agar saya tidak mengumbar salaman dengan terlalu banyak orang," katanya.

Selain dokter, pihak yang sempat mengutarakan kekhawatirannya terhadap konser itu adalah keluarga. Namun, kekhawatiran mereka lebih kepada keselamatan, bukan faktor kesehatan. "Soal kesehatan sih keluarga tidak begitu khawatir. Takutnya, katanya ada orang yang tidak suka karena, kan biasa, isinya kritik dan saya banyak orasi," ucapnya.

Justru karena isi lagu dan orasi yang kental dengan kritik terhadap pemerintah dan berbagai kecurangan di Indonesia itulah yang membuat tambah bersemangat. Dalam konsernya, kritik itu memang sangat nyata. Selain dari ucapan, juga dari faktor pendukung, terutama video dan foto-foto yang ditayangkan dalam layar raksasa sebagai background panggung dan empat layar pendukung. Dua di sisi kiri dan dua di sisi kanan.

Kritik kepada pemerintah sekaligus pesan sosial diselaraskan dengan lagu yang sedang dilantunkan. Tata kelola video dan foto yang ditangani sutradara Hanung Bramantyo itu beragam. Mulai dokumenter perang dunia kedua, pidato Presiden Amerika Serikat J.F Kennedy, pidato Presiden Soekarno, pidato Osama bin Laden, Gayus Tambunan, sampai penampilan foto besar, Tan Malaka, tokoh nasional yang terlupakan.

Setelah cukup lama vakum dari berbagai aktivitas karena sakit, musikus dan pengusaha Setiawan Djody kembali menggelar konser di Gelora Bung Karno

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News