Setoran Cukai Cetak Rekor
jpnn.com - JAKARTA - Melambatnya laju pertumbuhan ekonomi tak serta merta menciutkan kinerja setoran cukai nasional. Melonjaknya produksi rokok menjadi pendorong utama pecahnya rekor realisasi penerimaan cukai.
Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai Susiwijono Moegiarso mengatakan, tahun ini, untuk pertama kalinya sepanjang sejarah di Indonesia, realisasi penerimaan cukai menembus angka tiga digit atau di atas Rp 100 triliun.
"Per 23 Desember sudah mencapai Rp 105,86 triliun," ujarnya ketika dihubungi Jawa Pos kemarin (26/12).
Realisasi tersebut berarti sudah berhasil melampaui target penerimaan cukai yang dalam APBN Perubahan 2013 dipatok sebesar Rp 104,72 triliun. Jika dirinci, setoran cukai rokok masih mendominasi dengan kontribusi 95,79 persen atau Rp 101,2 triliun, disusul cukai minuman mengandung etil alkohol (MMEA) Rp 4,23 triliun, dan sisanya dari etil alkohol.
Menurut Susiwijono, penerimaan cukai memang terdorong oleh volume produksi rokok yang naik signifikan. Itu terlihat dari tingginya penerimaan cukai di kantor-kantor penghasil cukai rokok seperti di Surabaya, Pasuruan, dan Malang di Jawa Timur, Kudus di Jawa Tengah, dan Purwakarta di Jawa Barat. "Sebab, tahun ini banyak perusahaan rokok besar melakukan ekspansi perluasan pabrik, penambahan mesin baru, penambahan line produksi, hingga penambahan shift kerja," katanya.
Mengutip data Kementerian Perindustrian, Ditjen Bea Cukai mencatat beberapa aktifitas ekspansi perusahaan rokok. Misalnya, Wismilak yang mengoperasikan mesin baru dengan kapasitas produksi sekitar 1,5 miliar batang rokok per tahun. Adapun PT Gudang Garam mengembangkan pabrik bari di Pasuruan dan Gresik.
Selain itu, Djarum Kudus juga menambah dua lini produksi rokok dan merencanakan sistem kerja shift 24 jam dengan tujuan menaikkan kapasitas produksi sigaret keretek mesin (SKM) menjadi 15 ribu batang per menit. Lalu, PT HM Sampoerna yang mengembangkan pabrik baru di Purwokerto, Pasuruan, Madiun serta Panarukan.
Dengan berbagai ekspansi tersebut, Ditjen Bea Cukai memperkirakan produksi rokok tahun ini bakal menembus rekor 336,5 miliar batang yang terdiri dari atas SKM, sigaret putih mesin (SPM), dan sigaret keretek tangan (SKT). Angka ini jauh melampaui target produksi dalam peta jalan industri rokok nasional (2010-2014) yang disusun Kementerian Perindustrian, yakni 265 miliar batang per tahun.