Sevilla dan Nevada Mengingatkan Sumba
Oleh Dahlan Iskan
Saat tiba di Sevilla, matahari hampir terbit. Dari kejauhan terlihat sinar seperti di film Star Wars. Dari bawah ke atas. Mencong.
Sinar itu berhenti di satu titik. Di atas satu tower. Setinggi 100 meter. “Itu dia CSP-nya,” kata saya dalam hati.
Pandangan saya tidak lepas dari sinar itu. Kian dekat. Kian terlihat bagian bawahnya. Lingkaran ribuan cermin itu.
Matahari kian tinggi. Sinar itu tidak terlihat lagi. Kalah dengan terangnya matahari. Tapi daya panasnya justru meningkat.
Panas dari ribuan cermin itu mengarah ke satu fokus. Ke benda yang ada di puncak tower itu. Tentu benda itu bukan kertas. Pasti sudah menyala.
Benda itu material khusus. Yang bisa menerima panas. Tapi tidak hangus.
Di dalam benda itu ada air. Airnya mendidih. Menghasilkan uap. Uapnya diberi tekanan. Untuk memutar turbin. Turbinnya memutar generator. Jadilah listrik.
Itulah pertama kali CSP lahir di dunia. Biayanya mahal sekali. Banyak kesalahan harus dikoreksi. Dana Timur Tengah ikut mengatasi.