Sewa Pengacara, KPU Dinilai Hamburkan Uang Negara

jpnn.com - JAKARTA – Rencana Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyewa jasa pengacara dinilai hanya menghambur-hamburkan anggaran negara.
Pasalnya lembaga tersebut memiliki biro hukum yang selama ini dibiayai negara. Sehingga seharusnya biro hukumlah yang berperan menghadapi gugatan terhadap apapun kebijakan yang dikeluarkan oleh KPU.
“Seharusnya KPU menggunakan biro hukum yang berada di bawah Sekretariat Jenderal (setjen) KPU. Kalau sewa pengacara lalu apa gunanya ada biro hukum? Ini hanya akan menghamburkan anggaran negara saja," ujar Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin, di Jakarta, Jumat (23/8).
Menurut Said, jika KPU tetap memaksakan diri menggunakan jasa pengacara dari luar Setjen, maka patut diduga komisioner KPU melakukan pelanggaran terhadap kode etik penyelenggara pemilu.
Alasannya, Pasal 2 Undang-Undang Nomor 15 tahun 2011 menyebutkan, KPU dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya diwajibkan harus berpedoman kepada asas efisiensi.
“Nah sekarang kalau tetap menyewa pengacara dari luar, itu kan jelas melanggar asas efisiensi. Karena ada biro hukum di Setjen KPU. Jadi kenapa sewa kuasa hukum lagi. Menggunakan jasa pengacara dari luar juga menunjukkan ketidaksiapan komisioner KPU sebagai penyelenggara pemilu untuk mempertanggungjawabkan kebijakannya,” ujarnya.(gir/jpnn)
JAKARTA – Rencana Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyewa jasa pengacara dinilai hanya menghambur-hamburkan anggaran negara. Pasalnya lembaga tersebut
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ibas Ajak Semua Kader Demokrat Buat Program untuk Kesejahteraan Rakyat
- Ahli Kepemiluan Usul Ambang Batas Maksimal 50 Persen di Pilpres dan Pilkada
- Bahlil Digugat ke Mahkamah Golkar Gegara Ganti Ketua DPR Papua Barat Daya Tanpa Prosedur
- Soedeson Soroti Eksekusi Rumah Warga di Bekasi, Penegak Hukum Diduga Langgar Prosedur
- Polemik Band Sukatani soal Lagu Bayar Polisi, Dewi Juliani: Itu Kritik yang Harus Diterima
- Pakar Sebut Gap Politis Bikin Prabowo & Megawati Sulit Bertemu