Shuniyya Ruhama, Perempuan Transgender yang Piawai Ilmu Batik
Deteksi Keaslian Batik dengan Meraba Kain
Minggu, 29 Januari 2012 – 05:05 WIB
"Mereka rata-rata ingin tahu batiknya asli atau nggak, umurnya kuno atau tidak, terus motifnya apa. Ada 400-an motif Jogja-Solo dan 200 motif Batik Pekalongan yang aku hafal," katanya.
Ada juga yang datang khusus ingin bicara soal motif batik, tetapi tidak membeli. "Bagiku, berbagi ilmu tentang batik itu nggak bisa dihitung hanya dengan materi. Toh, silaturahmi itu akan membawa berkah untuk kami," ujarnya.
Klien dan pelanggan batik Shuniyya berasal dari beragam profesi. Ada yang dokter, pengacara, sampai duta besar. "Beliau sekarang ditempatkan di sebuah negara Amerika Latin. Sampai sekarang masih sering kontak," katanya tentang salah seorang Dubes yang menjadi langganannya.
Tamu-tamu yang datang juga sering membawa inspirasi bagi Shuniyya merancang sebuah motif baru. "Beberapa bulan lalu ada seorang kawan dari Iran datang. Kita diskusi soal peristiwa Karbala. Aku corat-coret di kertas, jadi deh batik motif Karbala dan dia suka," katanya.
Ada banyak master batik di Indonesia. Namun, keahlian Shuniyya ini cukup langka. Hanya dengan sekali pandang, dia bisa menebak motif, asal daerah,
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408