Shuniyya Ruhama, Perempuan Transgender yang Piawai Ilmu Batik
Deteksi Keaslian Batik dengan Meraba Kain
Minggu, 29 Januari 2012 – 05:05 WIB
Jika inspirasi sedang hinggap di otaknya, Shuniyya bahkan sanggup membatik tanpa harus merancang motif terlebih dulu. Dalam dunia perbatikan, hal tersebut disebut ngrujak. "Ini contohnya," katanya sembari menunjukkan sebuah daster cokelat dengan motif batik. "Ini kain polos dijahit dulu, baru aku mbatik di atasnya," tambahnya.
Soal menaksir usia kain batik, Shuniyya juga punya keahlian dengan meraba kain dan mencermati motifnya. "Harus juga dipahami filosofi di balik sebuah motif," katanya.
Dia mencontohkan, ada beberapa jenis motif yang dipakai untuk acara sedih seperti menghadiri pemakaman. "Pernah ada yang tidak tahu, memakai batik itu untuk menghadiri resepsi pernikahan. Tentu, ini tidak pas dan bisa menyinggung tuan rumah," ujarnya.
Memahami batik memang tidak bisa instan. Jika tidak cermat, orang bisa tertipu membeli sebuah batik dengan motif dan usia yang diklaim kuno, padahal tidak. Bahkan, kain print motif batik bisa diklaim sebagai batik tulis.
Ada banyak master batik di Indonesia. Namun, keahlian Shuniyya ini cukup langka. Hanya dengan sekali pandang, dia bisa menebak motif, asal daerah,
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408