Shuniyya Ruhama, Perempuan Transgender yang Piawai Ilmu Batik

Deteksi Keaslian Batik dengan Meraba Kain

Shuniyya Ruhama, Perempuan Transgender yang Piawai Ilmu Batik
Shuniyya Ruhama. Foto Ridlwan H/Jawa Pos

Jika inspirasi sedang hinggap di otaknya, Shuniyya bahkan sanggup membatik tanpa harus merancang motif terlebih dulu. Dalam dunia perbatikan, hal tersebut disebut ngrujak.  "Ini contohnya," katanya sembari menunjukkan sebuah daster cokelat dengan motif batik. "Ini kain polos dijahit dulu, baru aku mbatik di atasnya," tambahnya.

Soal menaksir usia kain batik,  Shuniyya juga punya keahlian dengan meraba kain dan mencermati motifnya. "Harus juga dipahami filosofi di balik sebuah motif," katanya.

Dia mencontohkan, ada beberapa jenis motif yang dipakai untuk acara sedih seperti menghadiri pemakaman. "Pernah ada yang tidak tahu, memakai batik itu untuk menghadiri resepsi pernikahan. Tentu, ini tidak pas dan bisa menyinggung tuan rumah," ujarnya. 

Memahami batik memang tidak bisa instan. Jika tidak cermat, orang bisa tertipu membeli sebuah batik dengan motif dan usia yang diklaim kuno,  padahal tidak. Bahkan, kain print motif  batik bisa diklaim sebagai batik tulis.

Ada banyak master batik di Indonesia. Namun, keahlian Shuniyya ini cukup langka. Hanya dengan sekali pandang, dia bisa menebak motif, asal daerah,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News