Si Cantik, Satu-satunya Komandan Perempuan Tanker Pertamina
’’Makin ke atas lebih terasa. Kalau di ruang mesin, lebih tenang,’’ kata perempuan berjilbab itu.
Ada 26 orang di kapal sepanjang 89,9 meter tersebut. Selain Agustin, ada satu awak kapal lagi yang perempuan. Sisanya laki-laki semua.
Dominasi kaum adam itulah yang membuat karir Agustin sempat tidak disetujui orang tua. Apalagi latar belakang keluarganya merupakan polisi dan tentara. Namun, dia punya prinsip, anak sebisa-bisanya tidak mengikuti pekerjaan orang tua sebelumnya.
Perempuan yang berulang tahun tiap 17 Agustus itu ingat betul. Saat lulus SMA pada 1999, belum ada tes masuk Akabri untuk perempuan. Orang tua lantas memintanya menjadi dokter.
’’Tapi, itu nggak mungkin karena kondisi sosial ekonomi saat itu. Apalagi masih ada adik,’’ kenang perempuan asal Jember, Jawa Timur, itu.
Tiba-tiba ada seniornya yang pulang dari Jepang. Agustin kepo dan mencari tahu apa yang membuat si senior tersebut sampai ke Negeri Sakura. Setelah tahu profesinya sebagai pelaut, dia lantas mencari tahu di mana belajarnya.
Akhirnya, dia meminta kepada orang tua untuk meneruskan kuliah ke sekolah pelayaran di Semarang. ’’Tapi, nggak langsung dibolehin jadi pelaut karena cowok semua. Khawatir saya nggak bisa bedakan, nggak bisa pakai lipstik,’’ ujarnya, lantas tertawa.
Namun, Agustin telanjur berkomitmen ingin mendapatkan pekerjaan yang berbeda dengan orang tua. Berbekal janji memberangkatkan haji kalau sudah sukses, restu orang tua akhirnya turun.
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara