Si Cantik, Satu-satunya Komandan Perempuan Tanker Pertamina
Sebenarnya banyak cerita saat dia bertugas. Namun, Agustin berusaha sebisa-bisanya tidak bercerita kepada orang tua. Dia khawatir mereka yang di darat waswas. ’’Saya suka di laut. Sukanya buanyak. Tapi, nggak bisa cerita karena orang tua suka khawatir siapa yang mengurus saya,’’ tambahnya.
Salah satu yang membuat Agustin mencintai profesinya adalah melihat luasnya tanah air. Favoritnya adalah daerah Sabang (Aceh) dan Kupang (Nusa Tenggara Timur). Alasannya sederhana, saking bagusnya, kalau difoto pakai kamera terjelek, hasilnya masih tetap bagus.
Tapi, di sisi lain, pekerjaan itu juga tak jarang menyayat hati. Terutama saat mengantar BBM ke daerah yang masih tertinggal. Misalnya, di Natuna, Riau, yang masih banyak tempat gelap.
Begitu juga warga Reo, Kabupaten Manggarai, NTT. Saat malam sangat gelap karena energi hanya cukup untuk siang. Ada juga tempat yang sulit dijangkau kapal pemandu ketika cuaca buruk.
VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menyebutkan, distribusi BBM di Indonesia itu terumit di dunia. Sebab, distribusi melibatkan transportasi darat, laut, sampai udara untuk menyalurkan 63 juta kiloliter (kl) BBM tiap hari. Di Sumatera dan Kalimantan, perlu menembus sungai dengan berbagai jenis kapal.
Sementara itu, di Papua, banyak tempat yang hanya bisa dijangkau dengan pesawat udara. Kapal menjadi andalan untuk menghubungkan distribusi antarpulau. Saat ini jumlah kapal tanker yang dimiliki Pertamina mencapai 270 unit.
Wianda menyatakan, perbedaan distribusi antara Jawa dan pulau lain bak langit dan bumi. ’’Di Kalimantan lebih menarik. Setelah ke tangki, BBM dimasukkan ke drum, lalu ke longboat untuk dikirim ke APMS (agen premium dan minyak solar),’’ jelasnya.
Sesuai dengan aturan, sebenarnya nakhoda boleh menolak sandar kalau membahayakan. Tapi, dia kerap tidak sampai hati kalau ada telepon yang menyatakan kondisi darurat. ’’Kami tidak bisa begitu. Apalagi kalau ada telepon penting dan bilang kalau tidak bersandar, (listrik, Red) akan mati semua,’’ ungkapnya.
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara