Si Kembar Ridwan dan Riswan ke Sekolah Naik Perahu, Ingin jadi Tentara

"Saya sudah 30 tahun di Boltim. Tinggal di sini (seberang danau, Red) sudah hampir lima tahun," kata Farli Matede, sang ayah, yang ditemui saat mengupas kelapa.
Sembari mempersilakan duduk dia menceritakan alasannya untuk tinggal di tempat tersebut. Mau bangun rumah belum punya biaya. Karena pekerjaannya hanya mengerjakan kopra orang lain. Pendapatan tidak setiap hari dan hanya untuk makan.
“Tapi saya bersyukur ada tempat ini yang bisa ditempati. Jika memilih bangun pondok di kampung ramai, lahannya tidak ada. Jadi saya dan keluarga memilih untuk tinggal di sini," kata lelaki keturunan Sangihe tersebut.
Ayah dari enam anak itupun mengaku kesulitan untuk mendapatkan air bersih dan listrik. "Tidak ada air bersih dan listrik. Jadi kalau mandi pakai air danau. Tapi minum harus beli naik perahu ke kampung," dia bercerita.
Mengenai anaknya, dia bersyukur bisa dikarunai anak-anak yang sangat pengertian, selalu mandiri dan menerima keadaan keluarga.
"Anak saya itu penurut. Tidak pernah keluyuran dan pulang sekolah tepat waktu. Karena perahu harus digunakan lagi pada sore hari. Ini satu-satunya transportasi kami jadi kalau mereka ke sekolah pasti langsung pulang, tidur siang dan membantu saya bekerja," ungkapnya sambil memperlihatkan tempat tidur papan yang beralaskan tikar tipis.
Meskipun begitu, dirinya tak pernah menyalahkan keadaan. "Saya bersyukur sudah punya tempat tinggal. Alhamdulillah istri dan anak-anak saya bisa menerima. Saya punya enam anak, lain bekerja di kampung orang untuk membiayai hidup. Jadi yang bersama saya tinggal dua kembar. Selama ini saya tidak pernah minta bantuan rumah atau apapun dari pemerintah. Jika dikasih syukur, jika tidak ya bekerja saja. Semoga suatu saat bisa dapat rezeki dan bangun rumah sendri," dia berharap.
Terpisah, pihak sekolah SMPN Dua Tutuyan membeberkan bahwa dua kembar tersebut merupakan anak yang manis dan cukup berprestasi di sekolah. Setiap hari mereka datang tepat waktu dan jarang bolos.
Menjadi TNI sudah jadi cita-cita si kembar Ridwan dan Riswan, yang kini harus naik perahu jika pergi ke sekolah.
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu