Si Ketupat Maksi dan Mini

Si Ketupat Maksi dan Mini
Si Ketupat Maksi dan Mini
KUBUS itu bentuknya seperti ketupat yang membuat selera berdesir. Tapi bisa pula jadi alat peraga bagi benchmark supremasi hukum yang hari-hari ini sedang dipayungi mega-mega yang berarak hitam dan kelam. Cuaca mendung bagai bergelantungan di angkasa hukum Indonesia tercinta. Masya Allah!

Siapa pula yang tidak? Dari rekaman penyadapan yang dilakukan oleh KPK dan diputar di sidang Mahkamah Konstitusi, maka jika isi rekaman itu benar, bulu tengkuk kita berdiri menyaksikan betapa, maaf, "para bedebah" - meminjam istilah Koran Tempo - sedang beraksi di jagad hukum dan keadilan.

Di sudut atas dari kubus itu, silakan membayangkannya, penegakan hukum tidak boleh korup. Lalu di sudut bawah, mulai dari penyidikan, penuntutan dan peradilan, harus kapabel dan profesional. Kemudian di sudut kiri, mereka menegakkan hukum dengan benar, dan di sudut kanan, mereka bekerja dengan jujur dan adil.

Jika keempat unsur yang dilukiskan dalam kubus tersebut berjalan 100 persen, berarti supremasi hukum telah berlangsung  sesuai antara yang ideal dan realitas di lapangan. Jadi ada dua kubus, yang pertama yang ideal dan konseptual, serta kubus kedua yang terjadi dalam praktek di lapangan.

KUBUS itu bentuknya seperti ketupat yang membuat selera berdesir. Tapi bisa pula jadi alat peraga bagi benchmark supremasi hukum yang hari-hari ini

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News