Si Kutu
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
jpnn.com - Pendukung Brasil sudah menyiapkan lagu "Don’t Cry for Me Argentina" untuk merayakan kemenangan di final Copa America 2021, Minggu (11/7) pagi WIB.
Namun, yang terjadi malah sebaliknya. Neymar da Silva Santos Junior, striker dan pemain paling diandalkan Brasil, menangis sejadi-jadinya setelah kalah 0-1 dari Argentina. Pendukung Brasil pun ikut menangis bersama Neymar.
Argentina juara, pendukungnya bergembira ria karena akhirnya bisa mengakhiri paceklik gelar selama 28 tahun.
Lionel Messi, sang kapten, mengakhiri kutukan sepanjang kariernya yang belum pernah sekali pun memberikan trofi untuk negaranya.
Pertandingan final ini adalah "sweet revenge" pembalasan dendam yang berakhir manis.
Argentina merebut trofi di tanah Brasil yang sakral dan sangar. Argentina bisa menundukkan Stadion Maracana, benteng Brasil, yang selama ini dianggap angker bagi tim lawan.
Kemenangan Argentina ini tentu memberi inspirasi kepada timnas Italia yang sedang bersiap-siap menghadapi tuan rumah Inggris dalam final Euro 2020. Kalau Brasil bisa ditundukkan di Maracana, tentu Inggris bisa ditundukkan di Stadion Wembley.
Namun, Inggris tentu ikut mengambil pelajaran dari kekalahan Brasil yang terasa tragis. Satu kesalahan saja yang dibuat dalam pertandingan penting, akibatnya akan disesali seumur hidup. Barisan belakang Brasil lengah menghadapi serangan balik Argentina.
Kemenangan Argentina disebut sebagai Kudeta di Maracana, pertanyaannya sekarang akankah terjadi Kudeta Wembley?
- Daftar Nominasi Pemain Terbaik Dunia FIFA 2024: Ada Messi, Haaland, Vinicius Jr, hingga Mbappe
- Lionel Messi Hattrick, Argentina Cukur Bolivia
- Pria Ini Kehilangan Pekerjaan Seusai Menyuruh Lionel Messi Minta Maaf
- Pernyataan Terbaru Lionel Messi soal Cedera Engkel yang Dialaminya
- Copa America 2024: Gol Alvares & Messi Mengantarkan Argentina ke Final
- Detik-Detik Dramatis Adu Penalti Argentina Vs Ekuador, Messi Gagal