Si Menteri Harimau itu Siap Sikat Mafia Dwelling Time

Kemudian, menteri yang disebut-sebut pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Tjipta Lesmana sebagai harimau itu akan membenahi aturan soal tarif penyimpanan peti kemas di Tanjung Priok.
Menurutnya, rendahnya tarif yang ditetapkan saat ini membuat perusahaan berlama-lama menyimpan peti kemas mereka di pelabuhan. ”Ini karena menyimpan di pelabuhan lebih murah dari gudang swasta,” keluhnya.
Tak berhenti di situ, alumnus Universitas Boston ini juga berencana memperpanjang jalur operasi kereta barang hingga titik bongkar muat. Sehingga diharapkan dapat mengurangi beban keluar masuk di pelabuhan.
Selain itu, dia juga menyinggung soal pembenahan teknologi sistem informasi di sana. ”Di kita nyari kontainer milik siapa masih ribet. Harus bayar kalau mau nyari,” tegasnya. Dia menambahkan, seluruh rencana itu akan dimatangkan minggu depan. Ia akan memanggil seluruh kementerian/lembaga terkait untuk membahas masalah ini.
Seperti diketahui, proses dwelling time di Tanjung Priok saat ini masih memakan waktu cukup lama. Satu proses dapat diselesaikan lebih dari lima hari. Karenanya, Rizal diminta oleh Presiden Joko widodo untuk segera membenahi. (mia)
JAKARTA – Masalah lama waktu tunggu bongkar muat peti kemas di pelabuhan (dwelling time) Tanjung Priok belum juga terselesaikan. Adanya mafia
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Gaji sebagai Honorer Langsung Dihentikan, tetapi Bikin Senang
- Kasus Viral Ini Harus jadi Pelajaran Seluruh PPPK, Jangan Main-main
- Sidang Dakwaan Mbak Ita, Jaksa KPK Soroti Peran Suaminya sebagai Perantara
- Penyebab Utama Kartu Tes PPPK Tahap 2 Belum Bisa Dicetak, Jangan Panik ya
- Jaksa KPK Tuding Mbak Ita Potong Hak ASN Pemkot Semarang
- Heboh Pengeroyokan di Kantor Polsek, Kapolda Riau Langsung Copot Jabatan Anak Buah