Si Patai, Robinhood Padang Kota (3/habis)

Si Patai, Robinhood Padang Kota (3/habis)
Ilustrasi. Foto: Koleksi Arsip Geheugen Belanda.

Malam Tahun Baru

Di Jawa, pemberontakan PKI--sebagaimana yang telah disepakati di Prambanan--serentak meletus pada 12 November 1926. Di Minangkabau, dimulai pada malam tahun baru 1927. Titik ledak pertama di Silungkang.

Pada 9 Januari 1927 apinya menyebar ke Padang Kota. Hari itu, Sarekat Djin secara terbuka menyerbu pusat-pusat pemerintahan. Tujuannya mengambil alih kekuasaan. 

“Mereka banyak membunuh pejabat pemerintah Hindia Belanda,” kata Mestika Zed yang pernah meneliti peristiwa itu, melalui sambungan telepon, tempo hari. 

Serangan terang-terangan itu, sebagaimana dicuplik dari buku Padang Riwayatmu Dulu karya Rusli Amran, sebetulnya tidak disetujui Si Patai. Karena sama sekali tanpa koordinasi dan tanpa rencana masak. Tetapi dipaksakan juga. 

Alhasil, pemberontakan itu pun gagal. Si Patai pun jadi buronan.

3 Februari 1927. Malam itu riwayat Si Patai berakhir di tangan Sersan Klas I Lintong, orang yang juga menangkap Pakih Tahir, saudara sepupu Si Patai. 

Kantor berita Aneta, 7 Februari 1927 menurunkan berita, "Majat si Patai tidak diserahkan kepada kaoem keloearganja dan telah dikoeboerkan pada soeatoe tempat jang tiada diketahoei orang."

SI PATAI. Nama "bandit" yang menempati klasemen papan atas daftar kepolisian pada awal abad 20 ini senantiasa hidup. Pemerintah Hindia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News