Si Playboy Itu Bisa Jadi PM
Oleh Dahlan Iskan
Dua kubu itu telah bersaing hidup-mati. Jatuh bangun. Keluar-masuk penjara. Tidak habis-habisnya. Tidak insyaf-insyafnya. Mungkin itu sebabnya Imran justru menamakan partainya Partai Jalan Insyaf.
Mula-mula tidak dapat suara. Kejepit dua partai yang berseteru itu: partai Liga Muslimnya Nawaz dan Partai Rakyat Pakistannya Bhutto. Baru di pemilu kedua (2002) Imran terpilih jadi anggota DPR.
Saat Jendral Musharaf melakukan kudeta militer Imran mendukung. Bosan dengan pertengkaran antarpartai.
Tapi Imran kemudian berbalik arah: melawan Musharaf. Ini karena Musharaf ingin mencalonkan diri. Dalam pemilu 2003. Tanpa meletakkan jabatan sebagai panglima angkatan bersenjata.
Imran mengajak anggota DPR mogok. Berhasil. Ada 85 orang menyatakan mundur. Sebagai protes.
Imran lantas dianggap antimiliter. Ia ditahan. Lalu melarikan diri. Dikejar. Sembunyi.
Tidak tahan di persembunyian Imran ikut demo besar-besaran. Ketahuan. Ditangkap. Dimasukkan penjara.
Keluar-masuk tahanan ternyata membuat Imran kian populer. Menjadi simbol perlawanan terhadap kediktatoran Musharaf.