Siap Dimarahi Kekasih kalau Statistik Buruk
Kamis, 09 Mei 2013 – 15:49 WIB
Catatan statistik tersebut tak selalu identik dengan pamor di lapangan. Kendati berkontribusi besar, di tim dia masih kalah terkenal dengan pemain lain. Apalagi, Prastawa belakangan ini begitu dipuja banyak penggemar karena jago three point.
Seperti permainannya yang efektif, Pringgo hanya ingin fokus di peran yang diemban. Dia berusaha keras agar fungsinya di lapangan optimal. "Ibarat kerja, saya pastikan bagian yang saya lakukan beres dan maksimal," katanya.
Lelaki yang besar di Sunter, Jakarta Utara, itu mengawali bermain basket di SMP St Caroline. Memasuki SMA, Pringgo memberanikan diri untuk ikut kompetisi three on three dan meraih juara. Dari situ dia ingin menekuni olahraga bola basket.
Tapi, kedua orang tua Pringgo, Suripto dan Nursanti, tidak sreg dengan pilihan anak kedua di antara tiga bersaudara tersebut. Bukannya mundur, Pringgo malah maju terus. Dia terlecut untuk membuktikan diri. Karena itu, setiap kali mengikuti kompetisi basket, motivasi Pringgo berlipat-lipat.
Pilihan Pringgo Regowo untuk setia menekuni basket membuahkan hasil. Penggawa Dell Aspac Jakarta itu menjadi pemain terbaik alias most valuable player
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408