Siap Dimarahi Kekasih kalau Statistik Buruk

Siap Dimarahi Kekasih kalau Statistik Buruk
Forward Dell Aspac Jakarta Pringgo Regowo ditemani Direktur Marketing PT General Motors Autoworld Indonesia (GMAI) Yuniadi Haksono Hartono disaksikan Commissioner NBL Indonesia & WNBL Indonesia Azrul Ananda. Saat penyerahan penghargaan Most Valuable Player Speedy NBL Indonesia 2013, 7 Mei 2013. FOTO: RAKA DENNY/JAWAPOS/JPNN
 

"Beberapa kali saya menang dan mendapat hadiah seperti handphone. Saya bawa ke rumah dan saya tunjukkan bahwa saya bisa berprestasi di basket. Pikiran saya saat itu, saya ingin mandiri. Basket adalah salah satu jalan yang saya tempuh karena cinta saya di olahraga ini," tuturnya.

 

Kecintaan dan ketekunan di jalan basket membawa dia ke tingkat yang lebih tinggi. Setelah berkali-kali sukses di ajang three on three, karir Pringgo berlanjut di tim basket Provinsi DKI Jakarta. Pada persiapan Popnas 2005, dia terpilih untuk mengikuti tryout di Beijing, Tiongkok. Puncaknya, pada 2008 dia merebut emas PON di Kaltim.

 

Pencapaian itu membuat Pringgo semakin serius menggeluti basket. Begitu lulus SMA, dia kuliah di Jurusan Manajemen STIE Perbanas Jakarta. Karena prestasinya di basket, Pringgo mendapatkan banyak keringanan. Selama kuliah itu dia masuk tim Aspac junior. Pelan-pelan karir Pringgo di basket mulai menunjukkan hasil.

 

Pada 2010, ketika liga basket tertinggi di tanah air hadir dengan format baru di bawah pengelolaan PT DBL Indonesia, Pringgo masuk tim senior Aspac. Sayang, pada musim pertama NBL Indonesia itu, Pringgo menderita cedera anterior cruciate ligament (ACL) di lutut kiri. Dia terpaksa harus istirahat minimal enam bulan.

Pilihan Pringgo Regowo untuk setia menekuni basket membuahkan hasil. Penggawa Dell Aspac Jakarta itu menjadi pemain terbaik alias most valuable player

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News