Siap Kerahkan Massa, Tantang Referendum
Warga Jogja Sebut SBY Tidak Paham Sejarah
Rabu, 01 Desember 2010 – 05:34 WIB

Foto: Dok.Radar Jogja/JPPhoto
JOGJAKARTA - Polemik mengenai Rancangan Undang-Undang (RUU) Keistimewaan Jogjakarta terus berlanjut. Pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyebut jangan sampai ada monarki dalam sistem demokrasi Indonesia menuai kecaman dari masyarakat Jogjakarta. Fatoni menilai, pernyataan SBY itu menunjukkan bahwa presiden tidak mengetahui posisi Keraton Ngayogyakarta dan sejarahnya saat bergabung dengan Republik Indonesia (RI). "Pernyataan itu berlebihan dan mengada-ada. Sejarah membuktikan bahwa selama gubernur dan wakil gubernur DIJ dijabat Sri Sultan HB IX hingga Sri Sultan HB X melalui mekanisme penetapan, tidak pernah terjadi gejolak ditengah masyarakat DIJ," tegas pria yang juga menjabat sebagai kepala desa Jambidan Banguntapan, Bantul, itu.
Kali ini kritik itu datang dari peguyuban perangkat desa yang tergabung dalam Parade Nusantara DPD Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ). Kepala Litbang DPD Parade Nusantara DIJ Rustam Fatoni menegaskan, pihaknya bersama warga siap mengerahkan massa untuk menuntut penetapan gubernur dan wakil gubernur DIJ.
Baca Juga:
Sebab, bagi Parade Nusantara, penetapan jabatan gubernur dan wakil gubernur DIJ yang dijabat Sri Sultan dan Paku Alam merupakan harga mati. "Jika ada pihak-pihak yang ingin menghilangkan keistimewaan DIJ, yakni menginginkan adanya pemilihan atas jabatan gubernur dan wakil gubernur DIJ, mereka semua akan kami lawan, sekalipun itu para pejabat pemerintah pusat," kata Fatoni kemarin (30/11).
Baca Juga:
JOGJAKARTA - Polemik mengenai Rancangan Undang-Undang (RUU) Keistimewaan Jogjakarta terus berlanjut. Pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
BERITA TERKAIT
- 5 Berita Terpopuler: Keren! Usulan Honorer R2/R3 Sudah Masuk, tetapi Dilaporkan karena Ada Dugaan Konflik Kepentingan
- Begitu Pensiun, PPPK Tidak Mendapatkan Apa Pun
- Marak PHK, Wamenaker: Masih Banyak Lapangan Kerja
- Bank Mega & IHH Healthcare Singapura Bersinergi Beri Layanan Kesehatan bagi Nasabah MegaFirst
- Bamus Betawi Berpartisipasi dalam Kegiatan Internasional Malaysia Madani
- Level Up Peradi: UU Desain Industri Sudah Kedaluwarsa, Harus Direvisi