Siap-siap! Daya Beli Melemah, Dunia Usaha Bakal Adakan Diskon Besar-besaran
jpnn.com - JAKARTA - Ramadan dan Lebaran kali ini, tampaknya, menjadi momen yang kurang membahagiakan bagi dunia usaha. Dunia bisnis yang seharusnya menggeliat justru lesu bulan ini karena menurunnya daya beli masyarakat.
Wakil Ketua Umum Kadin Natsir Mansyur menuturkan, penjualan pada masa Ramadan dan Lebaran tahun ini setidaknya turun sekitar 30 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Menurut dia, di tengah perlambatan ekonomi, daya beli masyarakat ikut melemah. ''Semua orang berhati-hati. Sebab, ada yang pendapatannya berkurang. Ada juga yang memang berhati-hati dan ada yang menahan diri. Jadi, akumulasinya, daya beli menurun,'' papar Natsir kemarin (20/7).
Dia menyatakan, akumulasi menurunnya daya beli tersebut otomatis berdampak pada penjualan. Meski bulan ini merupakan momen Lebaran, bisnis masih lesu.
Karena itu, para pengusaha melakukan sejumlah upaya untuk mendongkrak penjualan bulan ini sekaligus menutup biaya operasional. Salah satunya mengadakan diskon besar-besaran.
''Jadi, great sale atau midnight sale yang sekarang sedang banyak digelar itu ya karena mereka butuh uang cash. Untuk apa? Untuk membayar biaya macam-macam, mulai sewa tempat, recovery utang, hingga menambah stok. Mereka juga harus bayar THR pegawai,'' jelasnya.
Penurunan daya beli masyarakat selama Ramadan dan Lebaran itu diakui pemerintah. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa terjadi penurunan daya beli masyarakat. ''Tapi, penurunannya tidak sampai signifikan,'' ujar Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo kemarin.
Dia mengungkapkan, konsumsi pada bulan ini menurun karena masyarakat mengikuti anjuran pemerintah untuk berbelanja secara efisien dan terukur. ''Masyarakat berhati-hati dengan simpang siurnya informasi kondisi ekonomi dan mengikuti anjuran pemerintah,'' tuturnya.
Sementara itu, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menjelaskan bahwa turunnya daya beli masyarakat dipicu ketidakseimbangan antara income dan outcome yang didapat konsumen dan sebagainya. ''Inflasi kan pasti ada. Sementara itu, income masyarakat tidak naik. Jadi, hal itu membawa dampak pada daya beli masyarakat,'' tegasnya.
Menurut Tulus, hingga kini belum ada upaya konkret dari pemerintah untuk memberikan jaminan hidup yang layak bagi masyarakat. (ken/dee/c14/tia)
JAKARTA - Ramadan dan Lebaran kali ini, tampaknya, menjadi momen yang kurang membahagiakan bagi dunia usaha. Dunia bisnis yang seharusnya menggeliat
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Harga Emas Antam Hari Ini Naik, Jadi Sebegini Per Gram
- Demi Kemajuan Koperasi, Forkopi Menyerukan Diakhirinya Dualisme DEKOPIN
- Indef Beberkan Kondisi Ekonomi, PPN 12% Tak Realistis
- Pengamat: Prabowo Bisa Mengajukan Penundaan PPN 12 Persen dalam APBNP 2025
- ASDP Catat Lebih dari 1.400 Kendaraan Menyeberang menuju Pulau Samosir Libur Nataru 2024-2025
- Tingkatkan Profit UMKM Lewat Digitalisasi dan Pelatihan Pasar