Siapa Capres Siapa Cawapres

Siapa Capres Siapa Cawapres
Siapa Capres Siapa Cawapres
SEMUA hendak menjadi Calon Presiden (capres). Lalu siapa Calon Wakil Presiden (Cawapres)-nya? Ini, membingungkan. Tak mungkin dua capres dalam suatu koalisi antarpartai, bukan? Namun sikap yang sengaja diambangkan untuk sementara itu adalah strategi elegan dari para negosiator yang sedang memainkan berbagai seni kemungkinan di panggung politik.

Jika kita ulang rekaman berita televisi, belum ada yang sudi hati memilih posisi cawapres. Alasannya, yang penting melakukan komunikasi politik lebih dulu. Misalnya, berbagai komunike tentang Pemilu  yang bersih, jujur dan adil. Juga menyepakati terciptanya kabinet presidensial yang kuat karena disangga oleh parlemen yang kuat. Kita terbayang, sebuah koalisi yang menguasai eksekutif dan parlemen, yang mungkin nyaris mendekati single majority ala Orde Baru.

Adapun tentang posisi “pres dan wapres” sama-sama sepakat menunggu hasil Pemilu Legislatif. Ibarat bisnis, cari modal dululah. Tapi tetap saja sukar terbayangkan, sekiranya koalisi Golkar-PDIP-PPP disekapati juga, mungkinkah Megawati mau menjadi cawapres sekiranya perolehan suara Golkar lebih signifikan dibanding PDIP?

Pengandaian yang sama juga bisa ditujukan kepada Golkar, yakni relakah Jusuf “JK” Kalla menjadi cawapres jika suara partainya lebih besar dibanding PDIP, dan sekiranya berkenan, jika demikian mengapa harus “cerai” dengan SBY jika toh tetap menjadi cawapres?

SEMUA hendak menjadi Calon Presiden (capres). Lalu siapa Calon Wakil Presiden (Cawapres)-nya? Ini, membingungkan. Tak mungkin dua capres dalam suatu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News