Siapa Capres Siapa Cawapres

Siapa Capres Siapa Cawapres
Siapa Capres Siapa Cawapres
Siapa yang menjadi apa (capres dan cawapres) memang ikut menentukan menang tidaknya duet tersebut. Karena itu, ego antarcalon mestilah dihilangkan demi kepentingan yang lebih besar. Pula posisi cawapres dan wapres bukanlah posisi yang buruk, mengingat wapres seperti halnya presiden hanya satu orang saja di republik ini.

Merasa diri lebih pantas dari lainnya kadang bisa melenyapkan segalanya. Syahdan, filsafat orangtua di masa silam yang jauh menyindir, bahwa tidak sama Anda, tidak sama saya, biarlah sama orang lain saja, kedengarannya seperti bahasa orang yang terluka. Padahal, bahasa politik meski kadang setajam pisau tidak harus dibawa ke hati.

Menganggap orang lain lebih pantas bisa melahirkan respek, dan jika fakta perolehan suara Pemilu DPR menunjukkan lain, maka yang dianggap pantas tak mustahil bilang “monggo, Anda yang number one.” Tapi fatsoen politik macam itu hanya ditemukan di antara para negarawan berjiwa besar. Tapi, ah, ibarat Piala Dunia, si kulit bundar masih mungkin bergulir kian kemari. (*)
Berita Selanjutnya:
Jawa-Non Jawa, Jalan Panjang

SEMUA hendak menjadi Calon Presiden (capres). Lalu siapa Calon Wakil Presiden (Cawapres)-nya? Ini, membingungkan. Tak mungkin dua capres dalam suatu


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News