Siapa Hendak Gagalkan Pelantikan Jokowi, Berhadapan dengan Rakyat
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Adi Prayitno mengatakan pelantikan Jokowi-Ma’ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden periode 2019-2024, tidak perlu dipercepat dari jadwal semula 20 Oktober menjadi 19 Oktober. Apalagi bila alasannya karena maraknya aksi demo mahasiswa.
Pengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta ini meyakini, Presiden Jokowi akan dilantik kembali sebagai presiden terpilih hasil Pemilu 2019, bersama wakilnya Ma'ruf Amin sesuai keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI. Adi yakin situasi politik belakangan ini tidak akan mengubah agenda nasional itu.
"Pasti dilantik. Negara baik-baik saja kok. Jangan hanya karena mahasiswa demo lalu khawatir berlebihan. Yang mau gagalkan pelantikan berhadapan dengan rakyat," kata Adi saat berbincang dengan JPNN, Sabtu (28/9).
Direktur eksekutif Parameter Politik Indonesia ini ini menambahkan, pelantikan presiden terpilih tidak perlu dipercepat, karena siklus 5 tahunan kepemimpinan nasional itu jatuh pada 20 Oktober.
"Normal aja seperti sedia kala. Tak perlu dimajukan karena enggak ada alasan urgent," tandasnya. (fat/jpnn)
Adi Prayitno berpendapat, pelantikan Jokowi tidak perlu dipercepat hanya karena marak aksi demo mahasiswa.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Ribuan Mahasiswa Beri Dukungan kepada Ahmad Ali, Begini Alasannya
- HUT ke-24 Banten, HMI Serang Serukan Lawan Politik Dinasti
- Demo di Mabes Polri, Mahasiswa Minta Kapolda Sulsel Dicopot
- Sambangi Kemendagri, Mahasiswa Minta Pj Bupati Bogor Dicopot
- Kronologi Pipi Wakasat Intel Kena Tombak saat Demo Mahasiswa di Semarang
- Batu dan Kayu Melayang di Balai Kota Semarang, Seorang Polisi Kena Tombak