Siapa Membunuh Putri (10)

Beradu Headline, Oleh: Hasan Aspahani

Siapa Membunuh Putri (10)
Kolom Disway - Dahlan Iskan memuat tulisan Hasan Aspahani edisi Siapa Membunuh Putri. Foto/dok: Disway

Dan itu cukup.

Malam itu saya tidur di kantor. Selain karena capek dan tegang, memastikan koran dicetak sampai mesin cetak berhenti, saya suruh Ferdy ajak anak dan istrtinya tidur di rumah kontrakan saya. Sampai dia dapat rumah kontrakan sendiri. Ia tak enak sama keluarga istrinya yang mereka tumpangi sejak pertama kali datang ke kota ini.

Pagi-pagi saya dibangunkan anak-anak pemasaran yang dengan semangat lapor edisi perdana kami sudah habis sebelum pukul 11. "Jadi cetak 10 ribu?” tanyaku pada manajer pemasaran.

”Kita tambah cetak seribu eks untuk promosi. Tapi jadinya semua kita jual,” kata manajer pemasaran kami. Bang Eel datang dan suruh orang membingkai halaman pertama edisi perdana itu. ”Sejarah kita ini!” katanya.

Aku menemui Mas Halim, dia sedang setor. Mas Halim salah satu agen besar kami.

"Gimana, Mas, koran baru kita? Bagus penjualannya?” tanyaku.

”Anak-anak loper ada yang jual sampai dua kali lipat harga eceran masih dibeli orang,” kata Mas Halim. ”Bisa cetak lagi, nggak?" pintanya. Jelas saja tak bisa. (bersambung)


Berita Selanjutnya:
Ratu Wushu

Kalau istri AKBP saja bisa hilang, dibunuh, gimana nasib puluhan ribu pekerja perempuan itu, Bang. Berapa Sandra lagi harus mati. Edisi siapa membunuh putri.


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News