Siapa Membunuh Putri (1)

Oleh: Dahlan Iskan & Hasan Aspahani

Siapa Membunuh Putri (1)
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Kayaknya ia bisa tidur di mana saja yang ia mau, di tempat-tempat hiburan, yang ia datang malamnya, dan ia tertidur di situ sampai pagi.

Sejak semula ia hanya mau jadi reporter. Lebih khusus lagi: wartawan kriminal. Berkali-kali diberi kesempatan jadi redpel, bahkan wapemred ia menolak.

Ia ke mana-mana bermobil. Ganti-ganti mobilnya. Paling sering Toyota Storm. Pikap dengan ban besar yang kalau jalan kayak ngangkangi mobil-mobil lain. Gagah dan angkuh sekali.

Di hari-hari pertama saya bekerja di "Metro Kriminal", oleh Bang Eel saya ditandemkan dengan Bang Jon. Saya mula-mula senang saja.

Pertama-tama, saya sama sekali buta tentang kota ini. Pada hari pertama Bang Jon ajak saya keliling kota, singgah di Polsek-Polsek dan Polresta. Ia perkenalkan aku sebagai "orangnya".

"Bantu ya, ini orang kita," kata Bang Jon memperkenalkan saya pada polisi-polisi patroli dan yang berjaga di pos.

"Siap, Ndan!" kata mereka. Heran saya dan lucu juga rasanya, kok polisi panggil wartawan komandan. Tapi, itulah Bang Jon.

Semua wartawan yang kami temui pada hari itu juga memanggilnya komandan.

Lihatlah tulisannya yang saya turunkan di Disway edisi sekarang ini. Sebagai wartawan, Hasan menemukan fakta: ada polisi membunuh istrinya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News