Siapa Membunuh Putri (1)
Oleh: Dahlan Iskan & Hasan Aspahani
Seorang di antara mereka menyerang yang lain dengan membalurkan sambal cabai ke wajahnya. Bang Eel bertanya apa pendapat saya tentang berita itu.
“Lucu, menarik. Berita ringan. Akan teapi ditulis dengan kering. Harusnya gayanya seperti feature,” jawabku.
Mungkin pendapatku bisa dianggap sok tahu. Belum juga jadi wartawan sudah menilai teks berita orang lain. Akan tetapi saya menjawab dengan jujur saja. Penilaian tentang berita itu saya dapat dari kegemaranku membaca rubrik Indonesiana di Majalah Tempo. Kisah-kisah ringan ditulis dengan segar.
"Bisa kamu edit jadi menarik seperti yang kamu bilang," Bang Eel menantangku.
Aduh! Mampus saya! Ini rupanya jebakannya.
Saya mengelak. ”Wah, mosok saya yang ngedit, Bang….”
“Tak apa-apa, coba aja!”
Mengingat bahwa saya sedang diwawancarai untuk diterima atau tidak, saya berpikir positif saja. Saya anggap ini bagian dari tes yang menentukan nasib saya.
Ini pekerjaan redaktur sebenarnya, sedang saya melamar sebagai reporter. Mungkin saya sudah dianggap lulus dan diterima. Ini, tes menyunting berita ini, sebagai tes tambahan yang tak menentukan.
Lihatlah tulisannya yang saya turunkan di Disway edisi sekarang ini. Sebagai wartawan, Hasan menemukan fakta: ada polisi membunuh istrinya.
- Mampir Guyon
- 5 Berita Terpopuler: Info OTT Terkini, Salah Satu Gubernur Diamankan KPK, Ada di Sini
- Wanita Global
- 5 Berita Terpopuler: Kabar Terbaru Polisi Tembak Polisi, Diduga Pembunuhan Berencana, Kapolri Beri Perintah Tegas
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Usut Tuntas Kasus Penembakan Polisi di Solok Selatan: Menunggu Implementasi Revolusi Mental Polri