Siapa Membunuh Putri (5)

Rapat Redaksi yang Kacau, Oleh: Hasan Aspahani

Siapa Membunuh Putri (5)
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

”Dur, coba kalian bahas ini. Laporan teman-teman pemasaran. Retur jadi 30 persen. Tinggi sekali. Ini retur di hari-hari pertama kita terbit.  Tak pernah terjadi selama kasus Sandra. Kalah kita sama koran lain,” katanya.

Yon yang duduk dekat pintu berdiri ambil kertas yang disodorkan Bang Ado lalu serahkan ke saya.

Saya kesal juga diserang terbuka di rapat yang pertama saya pimpin ini.

Serangan dobel lagi.

Belum kutangkis Bang Jon, ada lagi serangan lain dari Bang Ado, semua mengarah ke posisi saya saat ini.

Saya membaca sekilas angka-angka itu, jam film selesai proses, pelat selesai, mulai cetak, selesai cetak, koran diterima agen, jumlah cetak, jumlah koran per agen dan pengecer, jumlah laku dan retur, serta persentasenya.  Dengan perbandingan hari sebelumnya. Memang retur meningkat hampir di semua agen.

Saya membaca sambil memikirkan apa jawaban dan langkah terbaik untuk tantangan ini.

“Oke, kita kan sudah punya perencanaan liputan untuk seminggu ke depan. Sudah saya usulkan di rapat besar yang lalu. Masih ada catatannya di Mbak Mila. Nanti saya bagi tugas siapa yang harus liput isu yang mana. Mas Jon tak ikut dalam liputan untuk isu-isu yang sudah kita sepakati itu.”

Kalau cari dia, carilah di kafe-kafe dengan homeband yang memainkan rock. Karaoke Abigail jelas bukan habitat dia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News