Siapa Membunuh Putri (6)

Ajakan Bang Jon, Oleh Hasan Aspahani

Siapa Membunuh Putri (6)
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Bang Eel ajak saya bicara di ruangannya. Dia mau sampaikan hasil rapat dengan orang percetakan. Intinya, Surabaya akan kirim mesin cetak baru, lebih cepat, lebih bagus hasilnya, bisa maksimal enam belas halaman sekali jalan. Dua tower istilahnya. Tapi Metro Kriminal harus mencapai 30 ribu.

”Minimal 20 ribulah.  Kalau lihat tren kenaikan beberapa bulan terakhir, kita bisa akhir bulan ini tembus 20 ribu,” kata Bang Eel.

Dia seperti menuntut, memicu, dan menyemangati saya.

”Mesin yang sekarang akan dikirim ke Medan. Tadinya mesin baru itu untuk di Medan sana,” kata Bang Eel.

Saya mengiyakan saja. Tampak berat tetapi menantang. Kalau harus tambah halaman, saya sudah menghitung tenaga redaksi pasti kurang.

”Kalau tercapai 20 ribu kita boleh tambah wartawan,” kata Bang Eel. Dengan janji dukungan seperti itu rasanya saya bisa optimistis.

Ia juga cerita tentang rencana grup kami bikin koran kedua. Bahkan namanya pun sudah ada. ”Dinamika Kota”. Koran umum, bukan koran kriminal seperti Metro Kriminal.

***

Seorang perempuan manis sekali, menghampiri kami setelah dilambai oleh Bang Jon. Dia diperkenalkan sebagai Nenia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News