Siapa Membunuh Putri (6)

Ajakan Bang Jon, Oleh Hasan Aspahani

Siapa Membunuh Putri (6)
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

”Belum punya uang mukanya, Bang,” kataku.

”Uang muka kok dipikir,” kata Bang Jon. ”Nah, gini. Mumpung kita lagi omongin uang. Aku ajak kamu ngomong ini.” Dia perbaiki posisi duduk. Menegakkan tubuh, menandai keseriusannya.

Agak heran juga saya dengan keramahannya, apalagi teringat kemarahannya kemarin sebelum dan pada saat rapat.

Bang Jon lalu cerita soal rencana grup  Pedoman Rakyat. Saya tahu itu grup media besar, lebih besar, dan lebih tua dari grup koran kami. Grup itu akan buka koran di kota kami.

”Aku sudah ketemu mereka, Dur,” kata Jon. ”Aku mau tahu sekarang berapa gaji barumu?”.

Saya bisa menebak ke mana arah pertanyaan Bang Jon, saya sebutkan saja angka di SK baru itu.

”Kamu mau ikut aku enggak? Kita gabung ke koran Grup PR itu, namanya  bagus Podium Kota, bukan koran kriminal. Capek kita di kriminal terus. Itu koran sudah ada di beberapa kota. Bakal jadi pesaing grup kita."

"Di beberapa kota lain, grup kita goyang, Dur. Mereka serius. Dipersiapkan benar. Juga soal gaji wartawan. Jauh lebih baik. Saya bisa pastikan gajimu di koran baru itu bisa dua kali lipat minimal. Terserah kamu minta berapa, asal tak lebih dari tiga kali lipat gajimu sebagai asredpel yang kamu sebut tadi itu,” kata Jon.

Seorang perempuan manis sekali, menghampiri kami setelah dilambai oleh Bang Jon. Dia diperkenalkan sebagai Nenia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News