Siapa Membunuh Putri (7)
Kunci Kamar Kos, Oleh: Hasan Aspahani
Ia paham apabila aku tak bisa membantunya. Ia mungkin ingin terus menjaga hubungan baik denganku, apakah karena dia merasa bisa memanfaatkan saya untuk rencana-rencananya yang lain?
Ah, saya berprasangka baik saja. Orang yang pernah kupandang sebagai semacam monster karena sosoknya sebagai wartawan yang lebih polisi daripada polisi.
Ia sedang memperlihatkan sisi lain dari dirinya, sisi yang ramah. Saya toh harus membangun jejaring yang lebih luas di kota ini, semakin luas, akan semakin baik.
Bang Jon adalah simpul penting, pintu masuk yang akan membuka jalan ke mana-mana. Jalan apa saja, termasuk yang jalan ke tempat yang panas dan kawasan remang. Itulah kota ini lengkap dan hidup dengan seluruh bagiannya yang kontradiktif ini.
Saya ternyata tak bisa tak masuk. Malah bingung karena tak tahu harus mengerjakan apa. Setelah beres semua urusan, saya masuk kantor.
Mila bertanya macam-macam dengan cemas. Dia selalu penuh perhatian seperti itu kepada siapa saja. Dia beri tahu ada telepon dari Risman Patron, beberapa orang lain.
”Pak Risman minta kalau Mas Dur sampai kantor segera telepon balik, Mas. Pak Sirait juga, telepon. Saya tak tahu, siapa dia, dia bilang kasih tahu aja bekas sopir Pak Habibie, ” kata Mila. ”Saya teleponkan, ya?”
Saya tertawa dengan cara Pak Sirait, Roni Sirait, menjelaskan identitasnya. Bekas sopir Pak Habibie. Itu branding yang kuat sekali, kalau dalam marketing.