Siapa Membunuh Putri (7)

Kunci Kamar Kos, Oleh: Hasan Aspahani

Siapa Membunuh Putri (7)
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Di kota ini, hanya dia yang bisa memakai kalimat itu. Saya harus segera menemuinya. Lekas sekali berita menyebar, dia pasti ingin tahu kabar kebakaran panti itu.

Aku bicara sebentar dengan Bang Ameng lewat telepon. Ia terdengar tulus. Mengajukan banyak tawaran, termasuk ambil rumah di perumahan yang sedang ia bangun.

Tak usah pakai uang muka, katanya, cicil aja semampunya. Belum tentu saya menerimanya, tetapi rasanya kebaikan-kebaikan seperti itu membesarkan hati, apalagi di saat tertimpa musibah begini.

Berita-berita reporter yang akan naik di halaman depan sudah kuedit semua. Terlalu capek rasanya kalau harus mengawal layout sampai selesai.

Kami punya desainer dan layouter jago sekarang. Saya cocok dengannya dan suka hasil kerjanya.

Dodo bisa diajak gila-gilaan. Idenya banyak, ia bisa tertib, bisa liar. Saya beri ia beberapa ide untuk dieksekusi untuk edisi besok.

Di mana tidur malam ini? Aku malah teringat anak-anak panti. Bagaimana mereka malam ini?

Saya memandangi kunci kamar kos yang dititipkan Bang Jon lewat Nenia. Ke situkah? Atau ke kos Bang Eel?

Saya tak banyak terlibat dalam urusan perempuan, hingga melewati tiga perempat usia dua puluhanku ini. Tapi saya tahu itu bisa jadi urusan yang rumit.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News