Siapa Membunuh Putri (7)
Kunci Kamar Kos, Oleh: Hasan Aspahani
Usaha kateringnya di kawasan industri Watukuning, maju pesat, melayani ribuan pelanggan.
Ketika Pak Doni melepas seluruh aset termasuk urusan usaha, anaknya memungut sewa, untungnya tak mahal.
Kedua tamu itu berpamitan. Saya dan Bu Yani menyanggupi mengosongkan panti dalam seminggu, paling lambat.
Saya harus menemui Ustaz Samsu. Minggu lalu saya sempat menemaninya mengambil surat persetujuan lahan untuk membangun pesantren di kota pulau ini.
Ini akan jadi cabang ke sekian dari pesantren yang berpusat di Balikpapan, yang sempat menjadi rumahku saat sanawiah dahulu. Untuk sementara, pesantren diselenggarakan di ruko di kawasan Watuaji.
Mungkin, saya pikir, anak-anak panti bisa dititipkan di sana, bahkan bisa seterusnya bergabung dengan pesantren saja.
Baru saja sang tamu pergi, sebuah motor dari jauh melaju kencang, dengan deru mesin lantang, memecah udara kota. Berhenti mendadak di depan panti dan orang yang dibonceng tanpa turun dari motor melemparkan bom molotov ke arah panti. Tak hanya satu. Beberapa.
Api lekas menjalar ke dalam rumah. Aku dan Bu Yani, dibantu warga sekitar dengan spontan mengeluarkan apa yang berharga dalam rumah.