Siapkah Australia Menerapkan Sistem Kerja Empat Hari Seminggu?

Siapkah Australia Menerapkan Sistem Kerja Empat Hari Seminggu?
Semakin banyak perusahaan yang kini mendukung konsep empat hari kerja dalam seminggu. (Pexels: Anna Shvets)

Dugaan yang masuk akal adalah bahwa pengurangan jam kerja sebesar 10 persen dapat mengakibatkan pengurangan 5 persen dalam output.

Jika biaya ini dibagi rata antara pemberi kerja dan pekerja, pekerja harus mengorbankan kenaikan upah sebesar 2,5 persen. Ini akan tercapai antara dua dan lima tahun pertumbuhan upah riil berdasarkan preseden yang terjadi di Australia.

Biaya untuk majikan akan mengurangi keuntungan mereka. Namun selama 20 hingga 30 tahun terakhir, bagian pendapatan nasional yang diberikan kepada pemilik modal sebagai keuntungan (bukan untuk tenaga kerja sebagai upah dan gaji) telah meningkat pesat. Biaya ini hanya sebagian kecil dari keuntungan tersebut.

Menjalani transisi

Bagi kebanyakan orang Australia yang bekerja penuh waktu — lebih dari tujuh jam sehari, Senin sampai Jumat — beralih ke sistem empat hari kerja seminggu dapat terjadi dalam dua tahap.

Tahap pertama akan digeser ke sistem kerja sembilan hari dalam dua minggu tanpa perubahan total jam kerja mingguan. Jadi rata-rata jam kerja akan meningkat 50 menit dalam sehari (dari tujuh jam 36 menit menjadi delapan jam 26 menit).

Tahap kedua adalah beralih ke sistem empat hari kerja dalam seminggu dengan jam kerja delapan jam sehari (32 jam kerja seminggu).

Banyak pertanyaan lebih lanjut yang masih perlu dijawab.

Haruskah kita memilih untuk memperpanjang akhir pekan menjadi tiga hari? Atau tetap bekerja lima hari seminggu dan meminta pekerja yang berbeda mengambil hari libur yang berbeda?

Pandemi COVID-19 telah membuat banyak orang mempertimbangkan kembali hubungan mereka dengan pekerjaan serta prioritas dalam berbelanja

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News